Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Berita UtamaDaerahKabupaten AsmatKabupaten Biak NumforKabupaten Boven DigoelKabupaten DeiyaiKabupaten DogiyaiKabupaten Intan JayaKabupaten JayapuraKabupaten JayawijayaKabupaten KeeromKabupaten Kepulauan YapenKabupaten Lanny JayaKabupaten Mamberamo RayaKabupaten Mamberamo TengahKabupaten MappiKabupaten MeraukeKabupaten MimikaKabupaten NabireKabupaten NdugaKabupaten PaniaiKabupaten Pegunungan BintangKabupaten PuncakKabupaten Puncak JayaKabupaten SarmiKabupaten SupioriKota JayapuraKriminalNasionalOlahragaOpiniPariwaraPariwisataPendidikanPeristiwaPolitikSosial & BudayaTERBARU

Festival Mangga Golek Tanah Merah Digelar 20 Agustus, Ketua Panitia; “Akan Jadi Iven Tahunan”

40
×

Festival Mangga Golek Tanah Merah Digelar 20 Agustus, Ketua Panitia; “Akan Jadi Iven Tahunan”

Sebarkan artikel ini

Kabupaten Jayapura, KD. Dua hari lagi, tertanggal 20 Agustus 2020 (Kamis), momen perdana yang sudah ditunggu-tunggu masyarakat ini akan mulai digelar. Festival Manggal Golek, begitulah nama ivennya.

Acara istimewa yang baru pertama kali digelar di Tanah Merah (distrik Depapre) dan terpusat di kampung Doromena-Yewena ini, sangat disambut positif masyarakat kabupaten Jayapura dan juga kota Jayapura.

Example 300x600

Kabar daerah saat wawancara singkat dengan ketua panitia festival di ruang kerjanya siang tadi {selasa 18/07}, ketua panitia yang juga merupakan kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) kabupaten Jayapura ini menyampaikan beberapa hal dan juga kesannya.

Seperti apa kesan serta beberapa hal yang disampaikan ketua panitia yang memiliki nama lengkap Ir. Jhon Wiclif Tegai. MM, yakni mengenai ide atau motivasi dibuatnya iven paling istimewa dalam mengangkat kesejahteraan masyarakat petani yang ada di kampung, juga dalam hal memperkenalkan destinasi wisata Tanah Merah itu sendiri, beginilah hasil wawancara bersama ketua panitianya.

“Jadi ide ini mucul dan dibuatnya festival Mangga Golek ini, dimotivasi oleh karena situasi dan kondisi yang ada. Situasi dimaksud di sini, ialah situasi di mana segala sesuatu (aktivitas, red) harus dilakukan terbatas.

Pasar harus dibuka terbatas, aktivitas masyarakat juga harus dibuka dan berjalan terbatas, sementara produksi mangga ini pada saat mencapai puncaknya, masyarakat di kampung akan kesulitan menjual.

Apalagi akses transportasi darat di kampung-kampung di pesisir ini agak sulit. Kalau Depapre-Tablanusu mungkin masih dekat, tapi kalau sudah ke kampung Yongsu Desoyo sana, mereka kesulitan sekali punya akses untuk menjual hasil kebun mereka melalui jalan darat.

Nah, dengan waktu yang terbatas, pasar juga yang terbatas, transportasi jalan yang agak sulit dan jarang, sehingga akhirnya kita berpikir untuk bagaimana menggelar satu kegiatan, yang bisa mendatangkan orang di kampung dan membeli mangga di sana.

Ya dengan harapan kegiatan selama tiga hari nanti bisa memberi manfaat ekonomi bagi mereka, dalam situasi covid-19 seperti ini. Jadi pemikiran ini berkembang, akhirnya kita paketkan kegiatan dengan thema “Uang Datang Di Kampung”  ini dalam sebuah iven Festival.

Jadi oleh modal semangat itulah kita menggelar kegiatan ini. Dan untuk diketahui, kegiatan festival ini akan kita gelar setiap tahun, di lokasi atau kampung yang mungkin berbeda-beda pula. Dan nanti akan dilakukan penentuan lokasi kegiatan itu lewat undian.

Kita berharap, ya dengan kegiatan festival yang akan menjadi momen tahunan ini, dapat memberikan nuansa baru serta bisa mengangkat destinasi wisata yang ada di Tanah Merah,” ungkap Jhon.

Iven perdana yang digagas berlandaskan semangat di tengah pandemik yang masih berlangsung, ketua panitia menambahkan kalau bupati kabupaten Jayapura Matius Awoitau, SE. MM juga sangat merespon dan mendukung.

“Ketika kita sudah siapkan rencana kegiatan ini, kita coba lapor bupati. Bapak bupati sangat memberikan dukungan dan respon yang luar biasa untuk kegiatan festival ini, karena sangat memberikan manfaat yang luar biasa pula bagi masyarakat.” Ujar Tegai.

Lanjut ketua panitia, festival mangga golek yang baru pertama kali digelar ini turut ditandai dengan pelatihan beragam kuliner, yang lebih dulu sudah dilaksanakan sejak 15 dan 16 agustus lalu.

Uniknya, dalam pelatihan membuat beraneka macam kuliner yang mengundang antusiasme peserta yang hadir waktu itu, ucap Jhon, bahan dasarnya adalah mangga golek itu sendiri.

“Sebelum festival tanggal 20 ini dilakukan, kami juga sudah menggelar pelatihan untuk ibu-ibu dari kampung-kampung. Ada sekitar 80 orang peserta, dan meningkat lagi menjadi 100 orang lebih. Agar diketahui, instrukturnya sampai bermalam di kampung.

Dalam pelatihan itu ada beraneka makanan berbahan dasar mangga golek yang mereka buat, dan pelatihan ini sendiri sangat memotivasi serta menginspirasi mereka. Mereka sangat antusias sekali,” sebut ketua panitia.

Lagi dijelaskannya, dalam festival yang telah diundurkan dari tanggal 19 ke tanggal 20 agustus bulan ini, ada sejumlah lomba dan kegiatan lainnya yang turut diselenggarakan panitia.

“Dalam momen yang baik ini yang mana akan dibuka oleh bapak bupati sendiri, ada beberapa kegiatan yang akan dilakukan. Nanti setelah dibuka, ada sejumlah kegiatan yang digelar termasuk ada stand-stand pameran.

Ada stand pameran kuliner, ada stand buat kerajinan, kemudian ada lomba-lomba; makan mangga gratis, lomba lempar mangga ke laut dan anak-anak menyelam untuk ambil, dan ada beberapa lomba lagi. Tapi untuk makan mangga gratis, hanya bisa makan di tempat. Kalau mau pulang ya harus beli dong.

Ketua panitia, Jhon W. Tegai

Jadi kalau mau makan di tempat festival silahkan semampu kita, itu gratis. Tapi kalau mau bawa pulang kasih atau bagi ke orang lain, harus beli, supaya ada manfaat juga untuk masyarakat.” Bilang ketua menginfokan.

Selain beberapa kegiatan yang disebutkan ketua panitia festival, kepala Bappeda yang pernah menjabat kepala Dinas Koperasi dan UMKM kabupaten Jayapura ini turut menyebutkan akan dilakukan satu kegiatan monumental, bagi tamu pejabat tertentu yang turut diundang hadir dalam iven tersebut.

Iven monumental yang sudah diagendakan, tutur Jhon, yakni penanaman bibit pohon mangga itu sendiri bagi pejabat, plus peremajaan pohon mangga di kampung mengingat banyak pohon mangga yang sudah tua dan berumur.

“Kaitan dengan festival ini juga, akan dilakukan penghijauan dan peremajaan bagi tanaman pohon mangga. Nanti penghijauan secara simbolik dilaksanakan pada saat undangan menuju ke Doromena.

Jadi ketika undangan itu datang menuju ke Doromena, kita akan tahan beberapa pejabat, atau siapa pun dia, termasuk tokoh masyarakat, untuk langsung tanam bibit pohon mangga yang sudah dipersiapkan di pinggir jalan.

Setelah ditanam pohon jangka panjang ini, mangga golek itu akan kita kasih nama sesuai dengan penanamnya. Jadi kalau yang tanam itu misalnya bapak bupati Matius Awoitau, maka itu mangga golek Matius Awoitau.

Begitupun kalau bapak Pangdam yang tanam, kita namakan pohon mangga golek Herman Asaribab. Jadi suatu saat kalau beliau jalan-jalan ke Tanah Merah, beliau bisa mampir untuk kasih bersih-bersih pohon mangganya begitu. Ini jelas akan memberi kesan yang luar biasa.

Kita berharap bibit pohon itu akan bertumbuh baik dan berkembang sampai berbuah, dan bapak Matius Awoitau atau bapak Herman Asaribab nanti kalau ada tugas di mana, ya kita doakan kalau pak Matius jadi Gubernur, ya bisa datang untuk sendiri memanen hasil buah mangga yang ditanamnya.

Begitupun untuk pejabat yang lain termasuk tokoh masyarakat, ke depan jika sudah berbuah, dia sendiri yang menanam itulah yang akan datang untuk panen buah mangganya, dari hasil menanamnya sendiri. Ini jadi tanaman monumental,” Kata Jhon.

Menutup keterangannya, ketua panitia mengatakan acara festival itu akan digelar selama 3 hari. Selama 2 hari, belum dibuka kesempatan bagi pedagang untuk bisa membeli ataupun memborong buah mangga yang ada.

Pada hari ke-3 atau hari terakhir, barulah diberikan peluang kepada para pedagang untuk bisa masuk atau datang di kampung Doromena, buat membeli dan memborong buah mangganya.

“Pada hari pertama dan kedua kegiatannya masih berlangsung, dan belum bisa dibuka kesempatan bagi pedagang dari luar. Setelah hari ketiga di akhir kegiatan, baru bisa pedagang dari luar yang mau membeli atau memborong buah mangga kita persilahkan,” Bebernya lagi.

Harapan ketua panitia kepada wartawan media ini di depan meja kerjanya selaku kepala Bappeda, Jhon Tegai berharap festival mangga golek yang ditandai juga dengan aksi penghijauan monumental ini akan selalu dilakukan setiap tahunnya, dan selalu sukses dilakukan.

“Harapan kami yang pertama, ya semoga kegiatan penghijauan terhadap bibit pohon mangga nanti, menjadi monumental yang selalu akan memberi kesan kepada siapa penanamnya, begitu pula kepada masyarakat di kampung.

Yang kedua, kami berharap kegiatan festival ini akan sukses selalu dilakukan setiap tahunnya. Jadi semangatnya bisa saja “Uang Datang Ke Kampung,” tapi nuansanya lebih kepada bagaimana mempromosikan destinasi wisata yang ada di Tanah Merah.” Demikian tutup ketua panitia. Jeffry, JRW~Admin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *