Opini Oleh : Muyapa Eman
OPINI, NABIRE, PAPUA.RELASIPUBLIK.com – Manusia diciptakan Tuhan dengan akal dan pikiran yang diberi secara sempurna agar manusia dapat jalani hidup dengan sebaik mungkin. Makin kesini terasa manusia hidup dengan buah pikiran (hasrat) untuk melahirkan atau mencetak kenangan dalam kehidupan individu yang jadi palaku.
Hasrat yang dimaksud adalah dimana manusia melahirkan buah pikiran untuk mencetak memori atau kenangan baru dalam hidupnya. Hasrat terdiri dari beberapa jenis? Hasrat vital, sosial ,egoistis dan abstrak.
Melihat pandangan ini tanpa dikecualikan setiap manusia sudah pernah, sedang, dan akan berhasrat untuk melakukan suatu kegiatan namun manusia kadang berhasrat untuk melakukan hal buruk juga oleh karena kita harus mampu dalam membedakan hal baik dan buruk.
Sedikit ulasan halunasi perjalanan dari HIS ke Arten Harapan dari penulis dan teman-teman seperjuangan adalah sebagai berikut :
1. Katika Hasrat Melangkah.
Rumah tak sabar memisahkan untuk sebentar waktu entah harus bagaimana harus terima kenyaat ini , Pick up pun melintang di depan kediaman dan jam sudah pukul 7 :00 pagi. Mandi terasa cuci muka saja.
Trip atau perjalanan sebelumnya kecenderungan dinaiki Mobil tetapi kali ini mual sudah tak nampak lagi, dunia sudah pick up kendalikan entah apa semua Tuhan yang atur..Puji Tuhan!
Udara segar dan hangat menghiasi perjalanan kurang lebih 6 setengah kilo meter, kenyaman menjadi saksi ketika imajinasi orang bertanya kepada pejalan.
2. Dunia Minta Pilihan
Pilihan dibuat dengan keputusan yang diambil. Ketika mentari menari pertama saya pun diminta untuk menarik suatu keputusan untuk memilih Mobil atau pick up? . suaru cenderawasih merespon saya harus ikut pick up…???
Perjalan dengan segarnya udara terus berlanjut, namun sesudah dunia minta pilihan cenderawasih menari ditengah-tengah paca-pace papua dengan penuh aroma senyum yang mangaruhkan terasa hiburan yang mengilustrasikan kenyataan dibalik gunung papua.
Alam sudah senyum untuk menerima Makhluk fana menghabiskan waktu sehari bersamanya .Kasih sayang alam selalu eksis disamping kehidupan sehingga syukurlah kepada Allah..Terimakasih Tuhan !
3. Kaki Harus Kendalikan Hidup
Sandal sudah tak sabar untuk lepas dari telapak kaki .Sudah lama sandal terlengket ditelapak kaki (bulan lepas bulan) kaki sudah dialasi dengan sandal kini saatnya sandal tidak bergerak.
Kaki pegang kendali untuk melewati berbagai bentuk krikil batu dan beragam lika-liku akar kayu yang tersangkut paut pada jalanan.
Mandi keringat campur cape dan lelah tetapi ketika mendengar suara derasnya air terjun kali harapan imajinasi melewati limit kelelahan , kaki yang sebelumnya melangkah dengan penuh kelalahan sudah kembali seperti posisi awal . Sayang itulah ketika imajinasi dan hati bersatu.
Kaki menjadi indikasi ketika manusia butuh statistik untuk mengetahui visualisasinya sehingga ini tak ada keraguan untuk menyatakan ulasan ini.
Namun, terlepas dari itu bersyukur kepada Allah sebab setiap langkah telah dituntun dan diarahkan dengan baik. Puji Tuhan!
4. Chapel Di Alam Terbuka
Papua Hope Language Institute students dan beberapa RAs adakan Chapel atau Ibadah minggu biasa pada 22 november 2020, Di area Air Terjun Harapan.Di koordinir oleh Brenda Rumaropen dan chapel dipimpin oleh Nia .Ayat Alkitab yang dibaca adalah Amsal 16 : 3. Bunyinya demikian “Serakanlah perbuatanmu kepada TUHAN, maka terlaksanalah segala rencanamu”.
Dalam chapel Nia mengatakan ini adalah saya punya Ayat Alkitab favorit dan dalam ayat ini sudah jelas kalau setiap aktivitas kita serahkan kepada TUHAN maka semua akan terlaksanah dan terarah “Kata Nia .
Lanjutnya, sebagaimana sudah diinstruksikan Kaka Brenda sesudah chapel harus kumpulkan sampah-sampah pada beberapa tempat . Angkat sampah dilakukan dalam 20 menit kurang lebih dan dilanjutkan dengan aktivitas lain.
5. Kesenangan dan Kedinginan
Air Terjun kali harapan adalah salah satu air terjun yang laris dikunjungi banyak orang,lokasinya di Harapan,sentani Papua.
Sentuh kedingan air terjun Harapan terasa nyaman ketika dihiasi dengan cahaya mata hari yang menusuk di cela-cela pepohonan namun sulit untuk dikendalikan saat awan hitam mengambil ahli. Selama beberapa jam kedingan dan kehangatan berversus hingga akhirnya pulang.
Simpulnya : Hari lepas hari realita memberi pelajaran untuk menyiratkan memori baru dalam kehidupan kita masing-masing. sama halnya hari ini memori baru telah hadir untuk bercerita ketika kita sudah ada di mimpi .Semua telah terjadi karena kemurahan Tuhan !
Penulis adalah siswa di papua
