NABIRE, PAPUA.RELASIPUBLIK.com –
Tepatnya tanggal 11 November 2020 hari HUT ke-9 PT. Mpaigelah mendukung Freeport kelola SDA di bumi leluhurnya.
“Dalam Acara Perayaan HUT ke 9 PT. Mpaigelah dibuka oleh Wakil direktur PT. Mpaigelah Ibu Ruth Pangday. Pihaknya mengatakan bahwa, Usia yang ke-9 ini PT. Mpaigelah sangat ingin bekerjasama dengan perusahaan lain untuk mempersiapkan kandidat tenaga kerja yang kompeten dan membangun kesadaran mereka untuk bekerja demi keluarga dan kehidupan yang lebih baik bagi mereka itu sendiri,”ujarnya kepada wartawan media Papua.relasipublik.com Rabu (11/11/2020) melalui via WhatsApp.
PT. Mpaigelah lebih fokuskan atau lebih khususkan untuk membantu dan mempersiapkan tenaga kerja orang Kamoro, Amungme, dan 7 suku kerabat lainnya yang ada di bumi Amungsa di Kabupaten Mimika Provinsi Papua.
“Lanjut Ibu Ruth, Sesuai visi dan misi PT. Mpaigelah, yaitu memberikan lapangan kerja yang luas dan berkualitas bagi masyarakat asli Papua untuk menciptakan generasi muda Papua yang aktif, kreatif, mandiri, profesional, serta menjunjung tinggi dan beretika dalam dunia bisnis untuk mengembangkan ekonomi masyarakat setempat,”jelasnya.
PT. Mpaigelah merupakan salah satu kontraktor lokal Papua yang berkarya di area operasi usaha pertambangan PT. Freeport Indonesia.
“Lanjut Pendeta Wilyam Soleman, Tepatnya hari Rabu tanggal 11 November 2020, PT.Mpaigelah genap berusia 9 tahun dalam karyanya untuk PT. Freeport Indonesia dan masyarakat Papua,”ujarnya.
PT. Mpaigelah didirikan oleh Maximus Tipagau sendiri dan seorang putra Papua pada umumnya dan khususnya asal Suku Moni pada 11 November 2011 silam.
“Lanjut, Pendeta Soleman, maka itu dirinya menjelaskan secara singkat sejarah nama PT. tersebut. Nama ‘Mpaigelah’ adalah sebuah kata dalam bahasa Moni yang berarti “Batu Terlarang” dan merujuk pada Puncak Carstensz yang merupakan puncak tertinggi di Asia Tenggara, sekaligus menjadi salah satu dari tujuh keajaiban dunia (Seven Summits),”bebernya.
Bagi masyarakat Suku Amungme, menyebut puncak gunung yang sama yaitu ‘Nemangkawi’.
“Maximus Tipagau Selaku orang asli Papua dan bagian dari pemilik hak ulayat kawasan Puncak Carstensz, saya merasa bangga karena berpartisipasi dalam pengelolaan kekayaan luar biasa yang terkandung dalam perut bumi leluhur ini,”tuturnya.
Dalam mengarungi pengalaman selama sembilan tahun sebagai kontraktor PT. Freeport Indonesia, PT. Mpaigelah memiliki hampir 1000 orang karyawan yang telah bekerja mendukung operasi dan produksi pertambangan PT. Freeport Indonesia di berbagai departemen, mulai dari kawasan dataran tinggi (highland) Grasberg hingga dataran rendah (lowland) Portsite).
“Lanjut Pendeta Edoway, yang berkotbha saat pihaknya Menyampaikan Firman Tuhan juga mengaku bahwa itu suatu kebanggaan bagi kita orang Papua karena seorang putra Papua mampu berjuang selama hampir satu dekade memilih dan menyeleksi seribu orang untuk mendukung perputaran roda PT. Mpaigelah,”katanya.
Lebih lagi, bahwa latar belakang para karyawan yang bekerja di bawah bendera PT. Mpaigelah. Maximus Tipagau adalah seorang putra Papua yang sangat beragam (heterogen), baik dari sisi etnis, pendidikan, agama, dan lainnya, dan semua ini bekerja dengan damai tanpa memandang perbedaannya.
Mempertingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-9, keluarga besar PT. Mpaigelah merayakannya secara sederhana di kantornya yang terletak di Jalan Cendrawasi SP-2, Timika pada Rabu kemarin.
“Kami hanya awali dengan ibadah syukur kemudian pemotongan kue ulang tahun dan santap siang bersama para karyawan menjadi tanda yang menguatkan PT. Mpaigelah sebagai sebuah keluarga di usianya yang ke sembilan,” ungkap Maximus Tipagau-Waukateyau setelah diangkat sebagai anak adat Kampung Keakwa di beberapa waktu lalu.
Disela-sela pengucapan syukur HUT ke-9, Maximus Tipagau-Waukateyau selaku Presiden Direktur PT Mpaigelah menyampaikan terima kasih berlimpah kepada segenap karyawan di seluruh departemen dan seksi, khususnya di grasberg, underground, dan mill concentrate dan lainnya atas dukungan yang diberikan selama itu.
“Terima kasih juga saya sampaikan kepada manajemen PT. Freeport Indonesia atas kepercayaan yang diberikan kepada PT. Mpaigelah sebagai Perusahaan Lokal,” katanya.
Apresiasi dan ucapan yang sama juga ditujukan Direktur PT. Mpaigelah kepada PT. KPI, Trakindo, Petrosea dan kontraktor lainnya atas kerja sama yang telah dibangun selama ini.
“PT. Mpaigelah juga akan Prioritaskan Tenaga Kerja Lokal
Selain itu, komitmen Presiden Direktur PT. Mpaigelah ke depan menyangkut rekrutmen kandidat tenaga kerja lokal dengan prioritas utama orang Kamoro, Amungme, dan kandidat lain yang ada di Kabupaten Mimika.
PT. Mpaigelah tidak akan lagi meng-hire orang dari luar Mimika. Hal ini sejalan dengan kesepakatan dan instruksi manajemen PT. Freeport Indonesia.
“Oleh karena itu, PT. Mpaigelah membutuhkan kerja sama yang erat dengan Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Mimika maupun Provinsi Papua untuk mempersiapkan tenaga kerja profesional,” terangnya.
Disamping itu, dengan didukung Yayasan Somatua yang diketuai oleh Maximus Tipagau-Waukateyau dan didanai oleh PT. Mpaigelah, dipastikan melalui program sosial kemasyarakatan (Corporate Social Responsibility- CSR) akan mengembangkan training center (Pusat Pelatihan) di Timika dengan tujuan mempersiapkan tenaga kerja profesional yang dapat disuplai ke PT. Freeport Indonesia.
“Langkah ini diambil karena perusahaan-perusahaan lokal yang menyuplai tenaga kerja untuk PT. Freeport Indonesia belum menyediakan training center untuk menunjang kapasitas kandidatnya. Saya selaku pimpinan PT. Mpaigelah dan Ketua Yayasan Somatua, saya mengharapakan dukungan sekaligus terima kasih kepada Pemkab Mimika serta seluruh masyarakat atas dukungan dan doanya,’ucapnya.
Kami berharap agar menjadi lebih profesional dan dewasa ke depan serta memberikan kontribusi yang lebih signifikan dalam pembangunan Kabupaten Mimika,” tandasnya.
Pewarta : Hagimuni Dann