INTAN JAYA, PAPUA.RELASIPUBLIKcom – Pembunuhan yang diduga dilakukan oleh oknum anggota TNI terhadap Pendeta Jeremia Zanambani , di distrik Hitadipa beserta penembakan terhadap pewarta gereja Katolik menimbulkan ganguan keamanan bagi masyarakat Hitadipa dan secara umum masyarakat Intan Jaya.
Gembala GKII Nahor Maiseni, yang merupakan anak asli suku moni Intan Jaya mengatakan, kejadian tersebut menggangu kegiatan pelayanan gereja mewartakan kabar damai, kasih dan berita kebenaran serta keadilan di daerah itu.
“Dengan terjadi pembunuhan Pendeta Jeremia Zanambani dan terjadi konflik di hitadipa Warga Jemaat GKII klasis hitadipa dalam seluruh tatanan hidup warga Jemaat mengalami kondisi yang fatal. Dari aspek Rohani, tidak lagi melakukan Ibadah seperti biasanya untuk menjalin hubungan Jemaat dan hamba Tuhan kepada Tuhan”, kata Gembala GKII, Nahor Maiseni Kamis, 19 November 2020.
Bukan hanya ganguan bagi pelayaan gereja, segala aktivitas di daerah itu diduga tergangu. Pelayanaan Pendidikan, kesehatan hingga ekonomi warga pun lumpuh total. Dikatakannya lagi, dengan bertambahnya pasukan TNI yang berlebihan, masyarakat di daerah itu semakin ketakutan.
‘’Aktivitas belajar dan mengajar Sekolah William Cutts alkitab Bahasa Moni dan SD, SMP satu atap tidak berjalan pula. Kemudian aspek pelayanan kesehatan pun sama lumpuh hingga perekonomian warga masyarakat terganggu parah. Rasa takut dan panik dengan kehadiran TNI yang berlebihan, menguasai tempat bermukim mereka (Masyarakat),” katanya.
Nahor Maiseni juga meminta kepada pemerintah Intan Jaya untuk segera mengambil langkah serius, untuk memulikan aktivitas masyarakat di daerah itu. ‘’ Memperhatikan kondisi masyarakat disana pihak Pemerintah, parlemen (Legestatif), pihak Gereja , perluh secara serius memikirkan untuk memulikan memperbaiki kondisi tanah injil Hitadipa,” Mintanya.
Sumber: KD
Admin Redaksi PRP