Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Berita UtamaDaerah

Nabire Menuju Perubahan; Angka Jitu Membongoni Masif Pada Rakyat Jelata

31
×

Nabire Menuju Perubahan; Angka Jitu Membongoni Masif Pada Rakyat Jelata

Sebarkan artikel ini
Foto: Dok/Prbadi(Relasipublik.com)

Opini Oleh : Hendrikus Degei

NABIRE, PAPUA.RELASIPUBLIK.com – Kini Masif abstraksi politik jiwa membongoni rakyat jitu gelombang semakin punah menuju tahun 2021 mendatang. Nabire adalah pintu masuk dari Dogiyai, Deiyai, Paniai bahkan gapai di Puncak Ilaga batasnya sudah di domisili oleh pemerintah daerah kabupaten Nabire (Isaias Douw) alias putra daerah.

Example 300x600

Force untuk membunuh jiwa jelata di kabupaten Nabire mengatasnama elite politik dari tahun 2019- sekarang dan seterusnya. Aliansi politik mengilat paparkan visi iringan rakyat jelata hingga di podium. Senjata upacara mencabut jiwa jelata memamerkan peraga kerajaan.

Raja dunia merayap di atas kasur rupiah, hingga di kursi kedua mewakili Non jelata. Dasar abang pintu masuk menyelimuti kurungnya para golongan darah hitam, jiwa mudah asal leluhur mati di kandang. Komunitas Nabire menuju perubahan kini totalitas berkarat lengket dengan pasangan bukan putra daerah, akan terjadi letak penindasan anarkisme menumbuh subur.

Akan terjadi hal itu realitas faktual. Efek bosan kadang orang menarik juga di bacanya di setiap buku-buku terbaru yang di terbitkan oleh komunitas sastrawan.

Boikot aliansi seorganisasi berapa banyak jumlah di pelosok kota jeruk menjadi kota padi, rasisme di Surabaya, penolakan otsus paket jilit ll, bahkan aksi operasi Ndunga adalah hanya hal yang aneh deverensial (Pak Isaias Douw) berirama di mimbar (KSK) Nabire (pada pekan lalu) Minggu,01 Agustus 2019.

Kapitalis birokrasi seiring tak berdaya bagi rakyat jelata, alat negara membungkam di jalan merdeka, peristiwa terjadinya ketabrakan hilang jiwa di tahun 2018 kemarin ekses berlebihan bagi kaum kuatnya deliberasi.

 

Iprealisme hawa nafsu sungguh kejam, mereka seakan mengusung bertopengkan perubahan mengatas namakan jeritan rakyat. Rakyat yang tak daya.

Siapa berani menyangka? Untuk Perlawanan mereka, karena kaki mereka bungkam laras. Siapa pula berani menduga, mereka terinjak-injak, berkipas berdiam tuli.

Sadarkah kita? Nafsu telah menjajah diri untuk menyuarakan, pada Nabire perubahan. Keegoisan, ketamakan, tindas, adu domba menjadi tradisi yang diwariskan kompeni di wilayah ini. Entalah Nabire bikin repot subur, kaum berpolik maling jiwa. Pada hal kapitalis merampok di teriknya matahari.

Mereka bebisik prihatin di gegelapan mereka menikam rakyat jelata dengan hingga tergantikan mereka berkoar seolah reformis sejati.

Nabire setelah penyebar empat huruf menggerut jiwa mewarnai di dunia maya sebagai letak penindasan, diskriminasi di daerah meepago, beberapa elite politik berserta jajaran bungkap, membuat posko hanya gale mainan rupiah, saat itulah anarkisme menumbuh subur terhadap rakyat yang tak berdaya.

Parang merah Indonesia milik para medis untuk menjauh wabah covid masuknya di wilayah Meepago berkibar di pelosok sekitar dusun.

Para golongan separatis mengeluarkan panasnya peluru berdarah tumpah di atas daun petatas. Dibalik itu, tindas tetap korban jiwa, apakah di sekitar Meepago diantaranya atas nama siapa, identintitas tak muat, hingga putra daerah terkenah anti virus empat huruf menggerut jiwa, hingga hari ini.

Momen yang terekam di memory kota jeruk. Dulunya di kenal sebagai kota seribu kenangan, kata lain arti Nabire di juluki (Nanti Bikin Repot) Nabire. Nah, kini telah hari konet bertumbuh subur taman politik, di musim virus.

Perkembangan semakin memanas, para pengunsi mulai menurun, tiada hari tanpa henti. Keadilan kita di taring gigit oleh rupiah. Akar pecandu rindu jadi saksi korban di pidana publik. Nabire menuju perubahan, akan kah sebuah misteri nyata.

Reporter: Hendrikus Deegei/ PRP
Editor : Admin/PRP

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *